26 November 2015

11 Mantra untuk Memenangkan Lomba Blog

Blogging
Cara menang lomba blog
Foto: generated with AI
Setiap penulis adalah penyihir, kata-kata adalah mantra yang digaungkan kepada semesta.
Langit Amaravati

Sering ada yang bertanya, mengapa saya semangat sekali ikut lomba blog? Beberapa hanya penasaran, beberapa ingin ikut merasakan kesuksesan (ehem), beberapa ada yang menganggap saya sebagai bounty hunter.

Saya tahu, apa pun yang kita lakukan tidak akan selalu mendapatkan apresiasi positif, akan selalu ada orang-orang yang merasa keberatan. Tapi memang begitulah kehidupan bersosial, kita tidak akan bisa lepas dari anggapan orang-orang.

Pertanyaan itu kemudian berkembang kepada apa saja yang saya dapatkan dari lomba blog. Kepuasan, itu jawaban yang bisa saya berikan. Saya orang yang kompetitif, selalu mencari sparring partner ketika berkarya. Sebab menurut saya, kita tidak akan bisa mengukur kemajuan atau kualitas karya jika tidak memiliki perbandingan. Ikut lomba adalah salah satu cara saya untuk mengasah kemampuan.

Materi? Itu hanya kompensasi akhir. Tapi kalau Anda tetap ingin tahu, sejak ikut lomba blog saya sudah mendapatkan cukup banyak. Saya masih ingat, pernah mendapatkan hadiah uang tunai dari mulai Rp250 ribu sampai Rp10 juta. Produk? Voucher belanja, buku, sepatu, smartphone, kamera mirrorless, dan yang terbaru laptop (update tanggal 21 September 2016).

Pertanyaan ketiga, ini yang paling sering diajukan, adalah bagaimana cara memenangkan lomba. Well, saya tidak selalu menang lomba, tapi bolehlah memberikan sedikit tips.


Tip Menang Lomba Blog

1. Tema

Ini yang sering saya katakan: pilihlah tema yang Anda kuasai dan atau minati. Misalnya, temanya adalah smartphone merek tertentu. Sebelum ikut, pastikan bahwa tema tersebut Anda kuasai atau minati. Meski saya yakin bahwa para blogger sudah familiar dengan aplikasi dan gadget. Jika temanya sesuai, silakan ikut. Jika tidak saya sarankan jangan.

Kenapa ini penting? Karena sebuah tulisan yang berbobot adalah yang diberi “nyawa” oleh penulisnya. Sebab pembaca dan juri yang peka akan bisa merasakan apakah si penulis menuliskan postingannya dengan senang hati atau dengan rasa depresi.

Kita juga harus cermat menginterpretasikan tema sebuah lomba, menangkap maksud penyelenggara dengan benar. Saya pernah ikut lomba blog dengan tema A, tulisan saya banyak diapresasi, tapi tidak menang karena saya salah menafsirkan tema.

2. Hadiah

Bukan masalah nominal, hanya masalah kesesuaian. Seimbangkan hadiah lomba dengan effort yang harus Anda keluarkan. Coba perhatikan S&K lomba, lalu tanyakan kepada diri Anda sendiri apakah usaha yang Anda lakukan akan “terbayar” dengan kompensasi yang diberikan ataukah tidak.

3. Deadline

Perhatikan deadline baik-baik dan posting naskah lomba jauh sebelum deadline. Jangan seperti saya yang mengirimkan naskah lomba setengah jam sebelumnya. Ini penting untuk menghindari hambatan-hambatan teknis seperti e-mail panitia penuh, koneksi Internet, anak yang tiba-tiba rewel, atau hal lain. Lagi pula, jika Anda tidak memiliki kemampuan untuk menulis di bawah tekanan, sebaiknya naskah ditulis jauh-jauh hari.

Mari saya jelaskan keuntungan menulis naskah jauh sebelum deadline:

  • Anda akan memiliki waktu untuk blogwalking, mengukur kekuatan lawan dan mencari sudut pandang tulisan yang lebih unik.
  • Tulisan yang dibuat terburu-buru biasanya kualitasnya tidak maksimal.
  • Masih banyak waktu untuk menyunting artikel.
  • Anda memiliki waktu untuk melengkapi artikel dengan elemen-elemen pendukung seperti infografik, foto, dan lain-lain.

4. Riset

Untuk menulis sebuah postingan lomba, paling sedikit saya membaca tiga web sebagai bahan referensi. Untuk tulisan yang lebih “berat”, saya membaca buku-buku rujukan. Selain riset referensi, juga riset kelengkapan lomba. Misalnya, aplikasi yang harus diunduh terlebih dahulu, foto-foto pendukung, dan lain sebagainya.

Ada beberapa jenis riset yang sering saya lakukan sebelum menulis sebuah postingan untuk lomba:

  • Riset pustaka » Untuk mencari bahan tulisan dan rujukan.
  • Riset lapangan » Tidak semua tulisan memerlukan riset lapangan. Tapi jika dirasa riset pustaka yang saya lakukan belum cukup, saya melakukan riset lapangan, termasuk wawancara dengan narasumber.
  • Riset testimoni » Ada beberapa lomba dengan tema menceritakan pengalaman, tentu saya harus mencoba produknya. Misalnya, pengalaman menggunakan aplikasi, saya akan mengunduh aplikasi tersebut dan mengoperasikannya.
    Kalau tema yang diminta tidak memungkinkan saya untuk melakukan riset, saya biasanya pass. Misalnya, pengalaman berkunjung ke objek wisata tertentu yang berada di Kepulauan Karimun. Karena saya tidak pernah ke sana dan tidak mungkin untuk pergi ke sana dalam waktu dekat, lebih baik saya lewatkan. Melewatkan kesempatan? Bukan, ini namanya menyesuaikan kemampuan.
  • Blogwalking » Saya mempelajari tulisan-tulisan yang pernah memenangkan lomba blog. Membuat poin-poin kelebihan postingan tersebut.
  • Riset penyelenggara » Setiap penyelenggara lomba memiliki semacam kriteria khusus yang tidak disebutkan. Contoh, lomba blog yang diadakan oleh sebuah majalah islami. Saya tidak bisa membuat naskah berisi adegan merokok atau mabuk-mabukan atau pacaran. Atau lomba blog yang diadakan oleh sebuah merek gadget, saya juga tidak bisa pamer kalimat-kalimat tauhid. Sebab ini pembahasan tentang teknologi, bukan tentang religi.

5. Sudut Pandang Penulisan

Jika ingin belajar tentang sudut pandang penulisan yang asyik, Anda bisa membaca postingan Daeng Ipul.

6. Teknik Penulisan dan Kerapian Artikel

Hal ini sudah sering saya singgung. Ada ribuan blogger di Indonesia, siapa yang terus-menerus semangat untuk belajar dialah yang akan bertahan. Anda tidak bisa abai begitu saja terhadapteknik-teknik dasar EYD.

Untuk menjadi blogger berkualitas memang dibutuhkan usaha keras. Dan tolong, rapikan tampilan postingan Anda. Pengunjung blog dan juri membacanya di layar, bantu mata mereka, jangan sajikan postingan yang pabalatak.

“Tapi kan ada pemenang lomba blog yang teknik penulisannya pabalatak, tanda baca berderet-deret, banyak salah eja, typo*, bahkan tidak bisa membedakan cara penulisan kata depan dan imbuhan.”*

Iya, memang ada yang seperti itu. Lalu? Ya nggak lalu-lalu, kalau Anda lebih suka menyajikan tulisan serampangan, ya silakan. Tidak usah repot-repot belajar teknik segala.

7. Baca S&K dengan Saksama

Tulisan yang diikutkan lomba, sebagus apa pun itu, jika tidak memenuhi syarat dan ketentuan, tidak akan bisa memenangkan perlombaan. Tolong baca setiap poin syarat dan ketentuan lomba dengan saksama.

Sebelum posting, periksa kembali apakah tulisan Anda sudah memenuhi S&K baik jumlah kata, keyword, backlink, dan lain-lain. Setelah posting, juga baca kembali S&K, pastikan Anda melakukan apa yang diminta. Misalnya, membagikan link ke media sosial, mengisi formulir pendaftaran, mengirimkan naskah lomba dan link via e-mail, dan lain-lain.

8. Lengkapi Artikel dengan Elemen Pendukung

Foto, ilustrasi, infografik, diagram, video, atau elemen lain yang bisa mendukung penilaian. Memang, penilaian utama tetap pada kualitas tulisan, but believe me, elemen-elemen pendukung itu akan menjalankan fungsinya di luar perkiraan Anda.

Apakah Anda harus jago membuat infografik? Tidak juga. Apakah harus bisa fotografi? Tidak selalu. Saran saya, pergunakan kekuatan apa pun yang Anda miliki dan berpikirlah kreatif.

9. Editing

Periksa kembali tulisan Anda sebelum diposting, minimal 3 kali. Saya sendiri melakukannya lebih dari 7 kali untuk setiap postingan, lomba ataupun bukan. Ada panitia lomba yang masih memaafkan satu atau dua salah eja dan typo, ada juga yang tight sampai disebutkan dalam S&K. Jangan mengambil risiko, edit naskah Anda sebaik dan seteliti mungkin.

10. Latihan

Tidak ada yang namanya bakat dalam menulis, yang ada hanyalah kerja keras dan latihan. Saya tahu ini bukan tips yang ingin Anda baca, tapi Anda harus tahu bahwa di dalam setiap bidang, orang-orang yang disebut ahli adalah mereka yang terus berlatih, bukan para pemalas yang hanya berdiam diri.

Kerahkan usaha semaksimal mungkin. Gunakan seluruh sumber daya yang Anda miliki. Misalnya, saya bisa sedikit-sedikit desain, maka postingan saya selalu dilengkapi dengan infografik. Atau kalau Anda pandai menggambar, bolehlah dilengkapi dengan sketsa.

11. Berdoa

Ini juga bukan tips yang ingin Anda baca, sepertinya. Tapi percaya atau tidak, doa adalah usaha pamungkas yang saya lakukan. Supaya menang? Bukan, saya berdoa agar tulisan-tulisan saya bertemu takdirnya yang paling baik. Yang penting, saya sudah melakukan usaha semaksimal mungkin. Menang atau tidak, itu bukan urusan saya.


Saya kira cukup 11 mantra dari saya. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa di lomba blog berikutnya. (eL)

S H A R E:

Langit Amaravati

Langit Amaravati

Web developer, graphic designer, techno blogger.

Aktivis ngoding barbar yang punya love-hate relationship dengan JavaScript. Hobi mendengarkan lagu dangdut koplo dan lagu campursari. Jika tidak sedang ngoding dan melayout buku, biasanya Langit melukis, belajar bahasa pemrograman baru, atau meracau di Twitter.

Komentar